Selasa, 30 November 2010

Perkembangan Penduduk


Perkiraan Perkembangan Penduduk di Dunia

Perkembangan Penduduk Dunia 2010 - 2020
Tingkat
Tinggi
Sedang
Rendah
No.
-
-
-
-
1. Tergolong 3 Variasi Penduduk Dunia
-
8,38Miliyar
7,82Miliyar
7,28Miliyar
2. Indonesia
-
282,7 juta jiwa
263,8 juta jiwa
244 juta jiwa


Dalam proyeksi disepakati bahwa pada tahun 2020 akan tercapai suatu kondisi
penduduk tumbuh seimbang, di mana jumlah penduduk akan mencapai kurang lebih 260 juta
jiwa, suatu proyeksi yang lebih rendah dari perkiraan PBB sebesar 263,8 juta jiwa. PBB
memproyeksikan penduduk dunia yang terbagi dalam masing-masing negara dengan 3 variasi
yaitu tinggi, sedang dan rendah, di mana ketiga jenis varian ini berdasarkan atas tingkat
kelahiran di masa depan. PBB memproyeksikan jumlah penduduk dunia dengan tiga variasi,
akan berjumlah 8,38 miliar pada varian tinggi, 7,82 miliar pada varian sedang dan 7,28 miliar
pada varian rendah.
Untuk Indonesia, diproyeksikan dengan varian tinggi berjumlah 282,7 juta jiwa, varian sedang 263,8 juta jiwa dan varian rendah 244 juta jiwa.


Penggandaan penduduk

Tahun penggandaan
Perkiraan penduduk dunia
Waktu
800 SM
5 juta
-
1650 tahun
500 juta
1500
1830 tahun
1 milyard
180
1930 tahun
2 milyard
100
1975 tahun
4 milyard
45
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.

Waktu penggandaan penduduk dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan / pertambahan penduduk di suatu daerah atau Negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor  demografi  sebagai berikut :
1.                   Kematian (Mortalitas)
2.                   Kelahiran (Ferilitas)
3.                   Migrasi

Rumus Tingkat Kematian Kasar

        Tingkat kematian kasar adalah tingkat kematian yang tidak dapat kita perkirakan setiap pertahunnya.

"rumus tingkat kematian kasar" :
      
        CDR
        D = Jumlah kematian
        CDR = jumlah kematian /(dibagi) Jumlah penduduk pertahun x(dikalikan) 1000 


Tingkat Rumus Kematian Khusus

 Tingkat kematian khusus adalah suatu aspek yang menjelaskan usia,jenis kelamin,pendidikan,pekerjaan.
       rumus tingkat kematian khusus :                                   
       ASDRi = Di /(dibagi) Mi x(diklikan) 1000 


Fertilisasi ( Angka Kelahiran Hidup)

Pengukuran fertilisasi tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alas an sebagai berikut :
a.     Sulit memperoleh data statistic lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran
b.     Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak  (tetapi meninggal hanya sekali)
c.      Mkin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan memiliki anak makin menurun
d.     Didalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja

“Ada dua istilah asing yang kedua-duanya dinyatakan sebagai kesuburan”

Facubdity (Kesuburan)

Facundity adalah lebihh diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mampunya anak.
Fertility (Fertilitas)

Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau kelompok wanita. Tinggi rendahnya kelahiran dalam suatu penduduk, erat hubungannya dan tergantung pada : struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta, pembangunan ekonomi.

Tingkat kelahiran ini terbagi menjadi tiga macam yaitu:

Tingkat kelahiran kasar (Crude Rate Birth/CBR). Tingkat kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.

Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR). Angka kelahiran umum adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif. Jadi untuk menghitung angka kelahiran ini diperlukan jumlah penduduk wanita usia produktif.

Tingkat kelahiran khusus (Age Specific Fertility Rate/ASFR). Tigkat kelahiran khusus menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok usia produktif. Ukuran ini lebih baik daripada ukuran diatas.


Migrasi

                Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.


Faktor-faktor migrasi adalah sebagai berikut :

- Persediaan sumber alam
- Lingkungan sosial budaya
- Potensi ekonomi
- Alat masa depan

Macam - Macam Migrasi

1.     Migrasi bertahap
2.     Migrasi langsung

Akibat Migrasi

a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya.
 

b. Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat.

c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar (emigrasi) hanya sebesar o,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia. Walaupun migrasi dapat terjadi dalam dimensi nasional, regional, dan internasional, namun dipandang dari sudut sosiologi tidak ada perbedaan dasar antara migrasi nasional dan internasional (emigrasi dan imigrasi). 

Struktur Penduduk

Piramida penduduk Indonesia menunjukkan bahwa persentase anak-anak berumur 0-
14 tahun turun dari 43,97 % pada tahun 1971, menjadi 40,9% pada tahun 1980, dan terus turun menjadi 36,73% pada tahun 1990, dan diperkirakan masih akan menurun menjadi 29,8% pada tahun 2000 (BPS, 1998). Penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan tingkat kelahiran di Indonesia.

              Sementara itu, penduduk usia kerja (15-59 tahun), meningkat dari 51,5% pada tahun 1971, menjadi 53,6% pada tahun 1980, dan meningkat lagi menjadi 57,06% pada tahun 1990, dan diperkirakan masih akan meningkat menjadi 62,8% pada tahun 2000. Untuk penduduk yang berusia 60 tahun ke atas meningkat dari 4,5% menjadi 5,5%, dan terus meningkat menjadi 6,3%, serta diperkirakan masih meningkat menjadi 7,53% dalam kurun waktu yang sama.

             Perubahan struktur penduduk tersebut, mempengaruhi angka beban ketergantungan (dependency ratio) Indonesia, yang pada tahun 1971 sebesar 86,84, menurun menjadi 79,10 pada tahun 1980, dan terus menurun menjadi 67,82 pada tahun 1990. Diperkirakan angka beban ketergantungan semakin menurun menjadi 59,2 pada tahun 2000, yang berarti bahwa kemampuan seseorang untuk mengalokasikan dana dalam usaha produktif semakin besar.

             Dalam upaya memperlambat pertumbuhan penduduk selama tiga dekade, telah terjadi perubahan-perubahan dalam komposisi dan struktur penduduk sebagaimana terlihat pada struktur jumlah penduduk usia 0-4 tahun menurun dari tahun 1971-1990, namun kelompok umur ini diperkirakan kembali meningkat pada tahun 2000 ini sebagai akibat dari “baby boom”pada tahun 1970-1980an.

Piramida Bentuk Stasioner, Muda, Tua 

A.   Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka
kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya
adalah negara-negara Eropa Barat.
B.   Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi
dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami
pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan
sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.
Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang,
misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
C.   Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun
dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini
juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit
dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara
yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.

             Rasio adala Suatu angka yang menunjukan jumlah penduduk. Perubahan struktur penduduk tersebut, mempengaruhi angka beban ketergantungan (dependency ratio) Indonesia, yang pada tahun 1971 sebesar 86,84, menurun menjadi 79,10 pada tahun 1980, dan terus menurun menjadi 67,82 pada tahun 1990. Diperkirakan angka beban ketergantungan semakin menurun menjadi 59,2 pada tahun 2000, yang berarti bahwa kemampuan seseorang untuk mengalokasikan dana dalam usaha produktif semakin besar.




Kebudayaan dan Kepribadian

Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia

Zaman Batu samapai Zaman Logam

Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu samapai zaman logam. Berdasarkan pendapat para ahli prehistoric, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam :
·                         Zaman batu tua (Paleolithikum)
·                         Zaman batu muda (Neolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam.Kapak genggam semacam itu kita kenal dari eropa, afrika asia tengah, tetapi kapak genggam tidak didapati orang di asi tenggara. Berdasarkan para ahli bangsa proto Austronesia membawa kebudayaan kapak batu besar maupun kecil. Berasal dari cina selatan , menyebar kearah selatan, dan kemudian menyebar ke Sumatra, jawa, Kalimantan barat, nusa tenggara sampai flores, dan Sulawesi.
Bersamaan dengan proses penyebaran kapak,tersebar juga bahasa Proto Austronesia. Dengan itu bahasa aoustronesia sebagai bahasa induk di ASEAN, khususnya Indonesia, dikemudian hari munculah bahasa melayu dan kemudian menjadi bahasa Indonesia sebagi bahsa resmi.
Zamana batu muda (Neolithikum) membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat keperluan kehhidupan terjadi. Manusia-manusia zaman batu mulai memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam. Oleh karena itu mereka membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang.
Bangsa Proto Austronesia yg masuk semenanjung IndoChina ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, yang diantaranya senjata tajam dan kapak dari perunggu.


Kebudayan Hindu, Budha, dan Islam

Kebudayaan Hindu dan Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya kepulauan jawa. Perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan.
Hindu yang berasal dari india itu berlangsung dengan pesat, sekitar abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia. Khususnya kepulau jawa. Budhaisme dikatakan lebih maju dibandingkan dengan Hinduisme.
Walaupun demikian kedua agama itu berkembang di Indonesia secara berdampingan secara damai. Diantara keduanya melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam segi bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, dan kebanyakan berkembang di pulau Jawa.

Kebudayaan Islam

Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah di kembangkan di Indonesia, oleh para tokoh - tokoh Islam yang disebut wali Songo, dan titik sentral penyebaranya berada di pulau jawa. Dan masuknya agama Islam ke pulau jawa berlangsung secara damai.
Pada abad ke-15 kerajaan Majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongsong kekuasaan dan ke wibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Dalam proses pengembangan Negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut terbesar diseluruh Indonesia, tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

Kebudayaan Barat

Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara Indonesia ketika penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang, berlanjut dengan pemerintahan kolonialis belanda. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan beerkembang dua lapis social.
1.     Lapisan social yang terdiri dari kaum buruh
2.     Lapisan social kaum pegawai
Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan barat mulai di berlakukan di sekolah-sekolah, sehingga menjadi syarat utama mencapai kenaikan kelas.
Akhirnya msih disebut sebagai pengaruh budaya barat yang masuk kedalam Indonesia, ialah agama katholik dan agam Kristen Protestan. Penyebaran ini dilakukan di daerah-daerah yang belum pernah mengalami pengaruh agam Hindu, Budha atau Islam. Karena sudah menjadi watak kepribadian orang timur umunya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan yang baru dengan kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD ’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul  sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD ’45 itu juga ditunjukkan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaab bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Namun itu belum sepenuhnya diterima merata sebagai pemilik nasional. Lebih jauh dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pada ilmu, ekonomi, dan kemajuan teknologi dengan ciri otonominya, juga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.
Dalam keadaan rawan seperti ini sesungguhnya sangat manguntungkan bagi pembangunan kebudayaan Indonesia, yakni dengan Pancasila. Pancasila sebagai rumusan kepercayan kepada realitas, sesungguhnya sejalan dengan rumusan humanise baru yang tumbuh menjalin hasrat umum zaman mutakhir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar