Minggu, 27 November 2011

KONFLIK ORGANISASI

Definisi Konflik Organisasi
Konflik adalah berbagai macam pertentangan antara dua belah pihak atau lebih. Di dalam suatu  kelompok dalam satu organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta berbagai macam kepribadian individu.
Perbedaan Pandangan Tradisional & Interaksi mengenai Konflik
·         Pandangan Tradisional : Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
·         Pandangan Interaksi : Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.
Sumber-sumber Utama Penyebab Konflik
1 . Konflik menyangkut informasi 
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup, atau bahkan tidak memiliki informasi yang sama tentang suatu situasi. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi. Dalam situasi berbeda, pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentingan yang berbeda terhadap informasi yang sama. Diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
2. Konflik menyangkut Sumber daya 
Konflik menyangkut berbagai sumber daya seperti tanah, uang atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-menawar / negosiasi. Namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-pihak yang berkonflik seolah saling mempertikaikan sumber daya tertentu, tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin tentang relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak
3. Konflik tentang Relasi 
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan, orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah diselesaikan. Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang berkaitan dengan tujuan, peranan, tangung jawab, dan perbedaan pandangan yang ada.
4. Konflik menyangkut Kepentingan atau Kebutuhan
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat seperti kebutuhan akan jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang di permukaan terkesan seperti persaingan menyangkut benda-benda materi belaka. Kesempatan yang konstruktif bagi individu atau kelompok masyarakat untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa diri mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-jenis kebutuhan ini. Pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang berkisar pada sumber daya seringkali ditentukan baik oleh penguasa aneka kepentingan atau kebutuhan orang-orang yang terlibat maupun oleh pembagian berbagai sumber daya tersebut secara adil.
5. Konflik Menyangkut Struktur
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menentukan siapa yang memiliki akses pada kekuasaan atau sumber daya, siapa yang wajib memberi hormat kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan. Konflik menyangkut atau di dalam struktur seringkali melibatkan persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak sejalan. Konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
6. Konflik Menyangkut Nilai-Nilai Hidup 
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman kepercayaan. Karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali dipandang sebagai ancaman terhadap jati dirinya, maka konflik-konflik menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan. Kebanyakan orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup. Dalam kenyataan, dengan memberi kesempatan kepada orang yang bertikai untuk menjernihkan nilai-nilai hidup mereka dan merasa bahwa mereka telah didengarkan serta dipahami seringkali langkah itu dapat membuat mereka meninggalkan sikap defensif dan belajar hidup bersama dengan saling menerima berbagai perbedaan yang ada di antara mereka.
Teknik-teknik Utama untuk Memecahkan Konflik
1.    Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
2.    Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang tentu cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
3.    Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.    Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas.  Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
5.    Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
6.    Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

Sumber :

Sabtu, 05 November 2011

FLOWCHART Kehidupan Sehari-hari

Flowchart atau diagram alur merupakan gambaran / bagan yang memperlihatkan urutan & hubungan antar proses beserta intruksinya, gambaran tersebut dinyatakan dengan simbol-simbol standar yang mudah dipahami.
Fungsi flowchart adalah untuk membantu dalam pembuatan program secara detail sehingga memudahkan kita dalam pembuatan program dan menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan.
Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut. Oleh karena itu, design sebuah flowchart harus ringkas, jelas, dan logis.
Berikut ini merupakan contoh flowchart dalam kehidupan sehari-hari :
Flowchart langkah-langkah menelepon teman

Sumber : Buku Algoritma dan Pemrograman penerbit Gunadarma

Jumat, 07 Oktober 2011

Teori Organisasi Umum

PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama, dilakukan dengan cara pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu. Organisasi dapat dikatakan  suatu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang dibuat oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja tertentu yang sebesar-besarnya. Organisasi itu sendiri dibentuk oleh orang-orang dengan tujuan tertentu yang dapat dipetik hasilnya secara bersama-sama, berarti cukup ditangani secara sendiri atau perorangan, maka orang-orang tidak akan membuat wadah yang disebut organisasi.

Organisasi dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:

1. Dalam arti statis,  yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan 
kerjasama dijalankan.
2. Dalam arti dinamis,  yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.

TEORI ORGANISASI

Organisasi yaitu sekumpulan orang yang bekerja sama yang mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai manajemen.sebuah manajemen tidak terlepas dari:

1. planing (perencanaan)
2. organization (pengorganisasi)
3. vactuniety (penepatan sesuai prosedur)
4. controling (pengawasan)

Teori Organisasi yang pernah ada dan berlaku sampai sekarang ada tiga, yaitu :

1.      Teori organisasi klasik.
2.      Teori organisasi neoklasik .
3.      Teori organisasi modern.


1.      Teori Organisasi Klasik
            Teori organisasi klasik kadang disebut juga teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun seribu delapan ratusa (abad 19). Secara umum digambarkan sangat tersentralisasi dan tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas.
         Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
1.       Teori Birokrasi.
2.       Teori Administrasi.
3.       Teori Manajemen Ilmiah.

Menurut pengikut organisasi klasik, adanya suatu organisasi formal sangat bergantung pada empa kondisi pokok yaitu :
1.       Kekuasaan.
2.       Saling melayani.
3.       Doktri ( rumusan tujuan organisasi).
4.       Disiplin (perilaku yang ditententukan oleh perintah).

Untuk membentuk suatu organisasi, ada beberapa tiang dasar yang penting, yaitu:
1.       Pembagian kerja.
2.       Proses skalar dan fungsional.
3.       Struktur.
4.      Rentang kendali (span of control).

2.      Teori Organisasi Neoklasik

Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori ini dikembangkan atas dasar teori klasik. Anggapan teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini, teori ini mendefinisikan “Suatu Organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori ini dimulai dengan inspirasi percobaan-percbaan yang dilakukan di Howthrorne dan tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
1.    Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2.    Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3.     Manajement bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

3.      Teori Organisasi Modern

Teori organisasi modern kadang disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori Modern dikembangkan sejak tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern berbeda dengan teori klasik, perbedaannya adalah :
·         Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sedangkan teori modern dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
·         Teori klasik  telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertikal, sedangkan teori modern lebih dinamis dari pada teori lainnya  dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Konsep sistem umum menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori modern, dan secara ringkas kedua teori ini, baik teori modern maupun teori sistem umum mempelajari :
·         Bagian- bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di luar sistem.
·         interaksi diantara individu-individu dalam sistem.
·         Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.

Teori Modern menunjukan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu :
·         Komunikasi
·         Konsep Keseimbangan
·         Proses pengambilan keputusan

CIRI CIRI ORGANISASI
a. Ciri-ciri organisasi yaitu :
     1.      Adanya komponen ( atasan dan bawahan) .
2.      Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang).
3.      Adanya tujuan .
4.      Adanya sasaran .
5.      Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati .
6.      Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
                                                                                                            
b. Ciri-ciri organisasi Modern yaitu :
     1.      Organisasi bertambah besar.
2.      Pengolahan data semakin cepat.
3.      Penggunaan staf lebih intensif.
4.      Kecendrungan spesialisasi.
5.      Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi.
6.      Unsur-unsur organisasi lebih lengkap.

Sumber :
http://afterblind.blogspot.com/2010/11/arti-pentingnya-organisasi-dan-metode.html